Produk Agrokompleks Berbasis Teknologi Organik seperti : Pupuk Organik, Pestisida Organik, Agensia Hayati, Nutrisi Ternak Alami, Benih dan Bibit Buah Langka Unggul. PEMESANAN ; Tlp / WA 081219982986 / 087839008800 PIN D13F9491 / 537C5481
Senin, 15 Agustus 2016
CARA MENGATASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KAKAO
Pada usaha budidaya tanaman kakao dikenal
beberapa penyakit yang mengganggu produktivitas tanaman. Penyakit-penyakit
tersebut antara lain penyakit busuk buah, penyakit kanker batang, penyakit vascular
streak dieback (VSD), serta
penyakit jamur akar. Dari beberapa penyakit itu, yang paling menimbulkan
kerugian yang cukup besar adalah penyakit busuk buah kakao. Penyakit ini pada
intensitas serangan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan hasil hingga 85%.
Jumlah yang sangat besar tentunya. Oleh karena itu, pengenalan gejala serangan,
penyebaran dan penularan, serta teknik pengendalian yang tepat perlu dipahami
agar kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit ini dapat ditekan.
Hama utama adalah hama yang paling merusak tanaman coklat dan menimbulkan kerugian paling besar serta populasinya sangat tinggi. Hama biasa adalah hama yang kurang merusak merusaktanaman coklat dan kurang menimbulkan kerugian finansial, dan populasinya rendah.
Setiap bagian tanaman kakao atau coklat mempunyai peluang untuk diserang hama. Sebagian hama menyerang daun saja, hama yang lain merusak buah, dan ada pula yang menggerek batang. Akan tetapi dapat saja terjadi sesuatu jenis hama menyerang beberapa bagian tanaman sekaligus, misalnya merusak bunga dan daun muda. Hama yang merusak daun menyebabkan jumlah daun berkurang sehingga kemampuan tanaman menghasilkan karbohidrat menurun. Hama yang menggerek batang menyebabkan timbulnya lubang dalam batang sehingga kekuatan batang berkurang, dan apabila ada angin kencang menjadi mudah roboh. Hama yang menggerek batang dapat pula menyebabkan bagian tanaman di atasnya menjadi layu. Meskipun kemudian dapat tumbuh tunas baru di bawahnya, perlu waktu lama untuk menunggu batang menjadi besar. Sedangkan serangan hama pada buah dianggap oleh petanipaling nyata merusak, sebab buah yang terbentuk tidak mampu berkembang menjadi masak.
VSD, Vascullar Streak Dieback
Kanker Batang
Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ), ada bulu-bulu gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot PESTONA.
Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan dilakukan silih berganti karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA.
Pemupukan dan Pengendalian
Sanitasi lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR) dengan cara disemprotkan, semprot dengan PESTONA.
Panen Sering
Pemangkasan
Pemakaian bahan kimia pestisida untuk mengendalikan hama hanya digunakan sebagai pilihan terakhir bila cara cara lain kurang berhasil. Pengendalian hama pada kakao harus dilakukan secara terpadu dengan mempergunakan semua cara yang dapat saling menunjang baik secara sendiri sendiri maupun secara kolektif. Sifat sifat hama perlu di pahami benar agar dapat diketahui kelebihan dan kelemahan suatu hama. Kelemahan suatu hama merupakan peluang bagi kita untuk menekan populasi dengan cara cara nonkimiawi.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangkiMinggu, 14 Agustus 2016
CARA BUDIDAYA KAKAO AGAR CEPAT BERBUAH LEBAT
Syarat Pertumbuhan Kakao
Iklim
Ditinjau
dari wilayah penanamannya, cokelat ditanam pada daerah-daerah yang berada pada
10oLU-10oLS. Areal penanaman cokelat yang ideal adalah
daerah-daerah bercurah hujan 1.100-3.000 mm/tahun. Suhu udara ideal bagi
pertumbuhan cokelat adalah 30-32oC (maksimum) dan 18-21oC
(minimum). Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia, suhu udara 25–26oC
merupakan suhu udara rata-rata tahunan tanpa faktor pembatas. Karena itu,
daerah-daerah tersebut sangat cocok jika ditanami cokelat. Cahaya matahari yang
terlalu banyak menyoroti tanaman cokelat akan menyebabkan lilit batang kecil,
daun sempit dan tanaman relatif pendek.
Media
Tanam
a) Pertumbuhan
bibit tanaman kakao terbaik diperoleh pada tanah yang didominasi oleh
mineral liat smektit dan berturut-turut diikuti oleh tanah yang
mengandung khlorit, kaolinit dan haloisit.
b) Tanaman cokelat dapat
tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki keasaman (pH) 6-7,5;
c) Air tanah yang mempengaruhi aerasi dalam rangka pertumbuhan dan serapan hara.
Untuk itu, kedalam air tanah diisyaratkan minimal 3 m,
d) Faktor
kemiringan lahan sangat menentukan kedalaman air tanah. Pembuatan teras pada
lahan yang kemiringannya 8% dan 25% masing-masing dengan lebar minimal 1 m dan
1,5 m. Sedangkan lahan yang kemiringannya lebih dari 40% sebaiknya tidak
ditanami cokelat.
Daerah yang cocok untuk penanaman cokelat adalah lahan
yang berada pada ketinggian 200-700 m dpl.
Pedoman Teknis Budidaya
Pembibitan
Pengolahan Media Tanam
Persiapan
Lahan
perkebunan coklat/kakao dapat berasal dari hutan asli, hutan sekunder, tegalan,
bekas tanaman perkebunan atau pekarangan. Lahan yang miring harus dibuat
teras-teras agar tidak terjadi erosi. Areal dengan kemiringan 25-60% harus
dibuat teras individu.
Pembukaan Lahan
Cara
penyiapan lahan dapat dengan cara pemberihan selektif dan pembersihan total.
Alang-alang di tanah tegalan harus dibersihkan/dimusnahkan supaya tanaman kakao
dan pohon naungan dapat tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air, saluran
drainase yang secara alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi sebagai
saluran primer. Saluran sekunder dan tersier dibangun sesuai dengan keadaan
lapangan.
Pengapuran
Tanah-tanah
dengan pH di bawah 5 perlu diberi kapur berupa batu kapur sebanyak 2 ton/ha
atau kapur tembok sebanyak 1.500 kg/ha.
Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanaman
Tanaman
kakao mutlak memerlukan pohon pelindung yang ditanam sebagai tanaman lorong
diantara tanaman-tanaman kakao. Terdapat dua macam pohon pelindung
yaitu:a) Pohon pelindung sementara. Pohon ini diperlukan untuk
melindungi tanaman kakao muda (belum berproduksi) dari tiupan angin dan sinar
matahari. Jenis pohon yang dapat ditanam adalah pisang (Musa paradisiaca),
turi (Sesbania sp.),Flemingia congesta atau Clotaralia sp.b)
Pohon pelindung tetapPohon ini harus dipertahankan sepanjang hidup tanaman
kakao dan berfungsi sebagai melindungi tanaman kakao yang sudah produktif dari
kerusakan sinar matahari dan menghambat kecepatan angin. Jenis pohon yang cocok
adalah Lamtoro (Leucena sp.), Sengon Jawa (Albizia stipula),
Dadap (Erythrina sp.) dan Kelapa (Cocos nucifera).
Pohon pelindung tetap ditanam dengan jarak tanam 6 x 3 m. Jarak tanam
yang diajurkan adalah 3 X 3 m2 dengan kerapatan pohon 1.100 batang
pohon/hektar. Jarak ini sangat ideal karena nantinya pohon akan membentuk tajuk
yang seimbang sehingga tanaman tidak akan mudah tumbang.
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang
tanam dibuat 2-3 bulan sebelum tanam dengan ukuran:a) 40 x 40 x 40
cm untuk tanah bertekstur sedangb) 60 x 60 x 60 cm atau 80 x 80 x
80 cm untuk tanah bertekstur beratc) 30 x 30 x 30 cm untuk tanah
bertekstur ringan Lubang dipupuk dengan Agrophos 300 gram/lubang atau
campuran urea 200 gram/lubang dan Sp-36 100 gram/lubang. Tutup kembali lubang
tanam.
Cara Penanaman
a) Polybag disayat pada bagian sisi dan bawah, keluarkan
bibit dan media dalam keadaan utuh.
b) Lubangi lubang tanam yang telah ditutup lagi
tersebut selebar diameter polybag. Letakkan bibit sehingga permukaan media
sejajar dengan tanah.
c) Masukkan kembali tanah galian dan padatkan tanah di
sekeliling bibit.
d) Topang batang bibit dengan dua potong kayu/bambu.
e) Untuk mencegah gangguan hewan, tanaman kakao harus
diberi pagar pengaman dari bambu.
f)
Pada saat
bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara
sudah berumur 1 tahun
g)
Penanaman
kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari
dengan pohon kelapa
h)
Bibit
dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam
setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan
i)
Penanaman
saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat pemindahan
sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush)
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon
Dibuat lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk dimasukkan
dalam lubang pupuk kemudian ditutup kembali. Dosis pupuk lihat dalam tabel di
bawah ini :
Tabel Pemupukan Tanaman Coklat
UMUR Dosis pupuk Makro (per ha)
(Bulan)
Urea TSP MOP/ KCl Kieserite (MgSO4)
(Kg) (Kg) (Kg) ( Kg )
2 15 15 8 8
6 15 15 8 8
10 25 25 12 12
14 30 30 15 15
18 30 30 45 15
22 30 30 45 15
28 160 250 250 60
32 160 200 250 60
36 140 250 250 80
42 140 200 250 80
Dst Dilakukan analisa tanah
Dosis POC NASA mulai awal tanam :
0 – 24 2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang
setiap 4 - 5 bulan sekali
> 24 3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal
batang setiap 3 – 4 bulan sekali ( sesekali bisa juga disemprotkan ke tanaman )
Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal
memakai POC NASA :
Tahap 1 : Aplikasikan 3 – 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln,
Dosis 3-4 tutup/ pohon
Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali, Dosis 3-4 tutup/ pohon
Catatan: Akan lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2
kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. 1 botol SUPER NASA
diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap
1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
Pengendalian Hama & Penyakit
a)
Ulat Kilan
( Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae ), menyerang pada umur 2-4 bulan.
Serangan berat mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja. Pengendalian
dengan PESTONA dosis 5 - 10 cc / liter.
b) Ulat Jaran
/ Kuda ( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ), ada bulu-bulu gatal pada
bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada
marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat
kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan
Carcelia spp, semprot PESTONA.
c) Parasa
lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan dilakukan silih berganti
karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan
kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan
tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang
masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang
dari pada Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA.
d) Kutu -
kutuan ( Pseudococcus lilacinus ), kutu berwarna putih. Simbiosis dengan semut
hitam. Gejala serangan : infeksi pada pangkal buah di tempat yang terlindung,
selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih kecil, buah terhambat dan
akhirnya mengering lalu mati. Pengendalian : tanaman terserang dipangkas lalu
dibakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam, parasit
Coccophagus pseudococci Natural BVR 30 gr/ 10 liter air atau PESTONA.
e)
Helopeltis
antonii, menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah yang
masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk daun muda.
Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, bagian menyerupai tanduk
tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering,
pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat keras serta jelek bentuknya
dan buah kecil kering lalu mati. Pengendalian dilakukan dengan PESTONA dosis
5-10 cc / lt (pada buah terserang), hari pertama semprot stadia imago, hari
ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya dan pada hari ke-17 dilakukan terhadap
nimfa yang masih hidup, sehingga pengendalian benar-benar efektif, sanitasi
lahan, pembuangan buah terserang.
f) Cacao Mot
( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella (Famili ; Lithocolletidae). Buah muda
terserang hebat, warna kuning pucat, biji dalam buah tidak dapat mengembang dan
lengket. Pengendalian : sanitasi lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat
dengan kantong plastik yang bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi),
pelepasan musuh alami semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR)
dengan cara disemprotkan, semprot dengan PESTONA.
g) Penyakit
Busuk Buah (Phytopthora palmivora), gejala serangan dari ujung buah atau
pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah kecil akan
langsung mati. Pengendalian : membuang buah terserang dan dibakar, pemangkasan
teratur, semprot dengan Natural GLIO.
h) Jamur Upas
( Upasia salmonicolor ), menyerang batang dan cabang. Pengendalian : kerok dan
olesi batang atau cabang terserang dengan Natural GLIO+HORMONIK, pemangkasan
teratur, serangan berlanjut dipotong lalu dibakar.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida
alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar
penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan
tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
Pemangkasan
Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan
vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan agar
percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik. Pemangkasan ada beberapa macam
yaitu :
a) Pangkas
Bentuk, dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer (jorquet) atau
sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan letaknya
simetris.
b) Pangkas
Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan
cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya.
c)
Pangkas
Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung
sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim,
sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas ringan pada musim
kemarau.
d)
Pangkas
Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air atau
dapat dilakukan dengan side budding.
Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman
dapat dilakukan sampai tanaman berumur 10 tahun.
Sanitasi
lingkungan
Sanitasi
dilakukan dengan penyiangan, membersihkan bagian tanaman yang terinfeksi,
membuang cangkang buah yang berserakan di bawah pohon. Untuk penyiangan
dilakukan dengan membabat tanaman pengganggu sekitar 50 cm dari pangkal batang
atau dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0 liter/ha yang dicampur dengan 500-600
liter air.
Penyiangan yang paling aman adalah dengan cara mencabut tanaman
pengganggu.Tujuan penyiangan/pengendalian gulma adalah untuk mencegah
persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara, untuk mencegah hama dan
penyakit serta gulma yang merambat pada tanaman cokelat/kakao. Dalam
pemberantasan gulma harus dikaukan rutin minimal satu bulan sekali, yaitu
dengan menggunakan cangkul, koret/dicabut dengan tangan.
Panen
Saat petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan
dilakukan terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai
buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan sampai pangkal buah
akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal
ini dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Buah yang dipetik
umur 5,5 - 6 bulan dari berbunga, warna kuning atau merah. Buah yang telah
dipetik dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan dilakukan
pada pagi hari dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada
batu hingga pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan dalam karung,
sedang kulit dimasukkan dalam rorak yang tersedia.
Pengolahan Hasil
Fermentasi, tahap awal pengolahan biji kakao. Bertujuan mempermudah
menghilangkan pulp, menghilangkan daya tumbuh biji, merubah warna biji dan
mendapatkan aroma dan cita rasa yang enak.
Pengeringan, biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan agar tidak
terserang jamur dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau dengan kompor
pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %.Sortasi,
untuk mendapatkan ukuran tertentu dari biji kakao sesuai permintaan. Syarat
mutu biji kakao adalah tidak terfermentasi maksimal 3 %, kadar air maksimal 7%,
serangan hama penyakit maksimal 3 % dan bebas kotoran.
Langganan:
Postingan (Atom)