Senin, 15 Agustus 2016

CARA MENGATASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KAKAO

Pada usaha budidaya tanaman kakao dikenal beberapa penyakit yang mengganggu produktivitas tanaman. Penyakit-penyakit tersebut antara lain penyakit busuk buah, penyakit kanker batang, penyakit vascular streak dieback (VSD), serta penyakit jamur akar. Dari beberapa penyakit itu, yang paling menimbulkan kerugian yang cukup besar adalah penyakit busuk buah kakao. Penyakit ini pada intensitas serangan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan hasil hingga 85%. Jumlah yang sangat besar tentunya. Oleh karena itu, pengenalan gejala serangan, penyebaran dan penularan, serta teknik pengendalian yang tepat perlu dipahami agar kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit ini dapat ditekan.

Semua jenis hewan yang merusak tanaman yang kita budidayakan dinamakan HAMA. Hama pada tanaman coklat terdiri dari dua golongan besar, yaitu hama utama dan hama biasa

Hama utama adalah hama yang paling merusak tanaman coklat dan menimbulkan kerugian paling besar serta populasinya sangat tinggi. Hama biasa adalah hama yang kurang merusak merusaktanaman coklat dan kurang menimbulkan kerugian finansial, dan populasinya rendah.

Hama utama coklat
 saat ini ialah Hama helofeltis (kepik penghisap)

Cara kembang biaknya dengan menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah yang masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, bagian menyerupai tanduk tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat keras serta jelek bentuknya dan buah kecil kering lalu mati. Pengendalian dilakukan dengan PESTONA dosis 5-10 cc / lt (pada buah terserang), hari pertama semprot stadia imago, hari ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya dan pada hari ke-17 dilakukan terhadap nimfa yang masih hidup, sehingga pengendalian benar-benar efektif, sanitasi lahan, pembuangan buah terserang.



dan
Cacaomot (penggerek buah coklat).


Mengingat kedua hama tersebut merupakan hama penting, maka perhatian terhadap keduanya tampak menonjol, anggapan itu menurut hemat saya kurang tepat, alasannya hama lain yang saat ini kurang penting dapat berubah menjadi momok atau hama utama yang dapat menyita waktu, tenaga dan biaya yang besar. Oleh karena itu, hama biasa perlu pula diwaspadai terhadap kemungkinan seperti itu. Hama biasa bisa berubah menjadi hama utama apabila keadaan lingkungan menyokong perkembangan populasi hama tersebut.

Setiap bagian tanaman kakao atau coklat mempunyai peluang untuk diserang hama. Sebagian hama menyerang daun saja, hama yang lain merusak buah, dan ada pula yang menggerek batang. Akan tetapi dapat saja terjadi sesuatu jenis hama menyerang beberapa bagian tanaman sekaligus, misalnya merusak bunga dan daun muda. Hama yang merusak daun menyebabkan jumlah daun berkurang sehingga kemampuan tanaman menghasilkan karbohidrat menurun. Hama yang menggerek batang menyebabkan timbulnya lubang dalam batang sehingga kekuatan batang berkurang, dan apabila ada angin kencang menjadi mudah roboh. Hama yang menggerek batang dapat pula menyebabkan bagian tanaman di atasnya menjadi layu. Meskipun kemudian dapat tumbuh tunas baru di bawahnya, perlu waktu lama untuk menunggu batang menjadi besar. Sedangkan serangan hama pada buah dianggap oleh petanipaling nyata merusak, sebab buah yang terbentuk tidak mampu berkembang menjadi masak.

Hama yang menyerang tanaman coklat
 dibedakan kedalam dua kelompok, yaitu hama serangga dan hama vertebrata.

VSD, Vascullar Streak Dieback 


Busuk Buah 

Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora), gejala serangan dari ujung buah atau pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah kecil akan langsung mati. Pengendalian : membuang buah terserang dan dibakar, pemangkasan teratur, semprot dengan Natural GLIO.


Kanker Batang



Jamur Akar Putih, Upas

Jamur Upas ( Upasia salmonicolor ), menyerang batang dan cabang. Pengendalian : kerok dan olesi batang atau cabang terserang dengan Natural GLIO + HORMONIK, pemangkasan teratur, serangan berlanjut dipotong lalu dibakar.   





Ulat Kilan ( Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae ), menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan berat mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja. Pengendalian dengan PESTONA dosis 5 – 10 cc / liter.

Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ), ada bulu-bulu gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot PESTONA.

Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan dilakukan silih berganti karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA.

Kutu – kutuan ( Pseudococcus lilacinus ), kutu berwarna putih. Simbiosis dengan semut hitam. Gejala serangan : infeksi pada pangkal buah di tempat yang terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati. Pengendalian : tanaman terserang dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR 30 gr/ 10 liter air atau PESTONA.

Cacao Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella (Famili ; Lithocolletidae). Buah muda terserang hebat, warna kuning pucat, biji dalam buah tidak dapat mengembang dan lengket.

Pemupukan dan Pengendalian 

NPK



Sanitasi lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR) dengan cara disemprotkan, semprot dengan PESTONA.




Panen Sering 




Pemangkasan 







Pemakaian bahan kimia pestisida untuk mengendalikan hama hanya digunakan sebagai pilihan terakhir bila cara cara lain kurang berhasil. Pengendalian hama pada kakao harus dilakukan secara terpadu dengan mempergunakan semua cara yang dapat saling menunjang baik secara sendiri sendiri maupun secara kolektif. Sifat sifat hama perlu di pahami benar agar dapat diketahui kelebihan dan kelemahan suatu hama. Kelemahan suatu hama merupakan peluang bagi kita untuk menekan populasi dengan cara cara nonkimiawi.

 Salahsatu contoh lakukanlah pengendalian hama dengan cara menggunakan pestisida organik sejak dini, manfaatnya selain menekan populasi hama yang sudah ada, juga mengendalikan secara komperhenshif untuk waktu yang akan datang. Selain itu pestisida organik aman bagi lingkungan sehingga tidak ada efek dikemudian hari. penelitian banyak mengatakan adanya berbagai macam hama dan penyakit pada tanaman salahsatu penyebabnya adalah terlalu banyaknya unsur kimia yang di pergunakan sehingga berefek terhadap terbunuhnya musuh hama alami dan hilangnya unsur hara yang sangat diperlukan tanaman untuk menunjang proses pertumbuhannya. logikanya adalah apabila tanaman terpenuhi segala unsur hara yang diperlukan, maka tanaman akan tumbuh sehat, ketika tanaman itu sehat, maka tanaman tersebut memiliki daya tahan yang baik terhadap serangan hama dan penyakit.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki

Minggu, 14 Agustus 2016

MENINGKATKAN HASIL PRODUKSI PERKEBUNAN / PERTANIAN: CARA BUDIDAYA KAKAO AGAR CEPAT BERBUAH LEBAT

MENINGKATKAN HASIL PRODUKSI PERKEBUNAN / PERTANIAN: CARA BUDIDAYA KAKAO AGAR CEPAT BERBUAH LEBAT

MENINGKATKAN HASIL PRODUKSI PERKEBUNAN / PERTANIAN: CARA BUDIDAYA KAKAO AGAR CEPAT BERBUAH LEBAT

MENINGKATKAN HASIL PRODUKSI PERKEBUNAN / PERTANIAN: CARA BUDIDAYA KAKAO AGAR CEPAT BERBUAH LEBAT

CARA BUDIDAYA KAKAO AGAR CEPAT BERBUAH LEBAT

Syarat Pertumbuhan Kakao

Iklim 
Ditinjau dari wilayah penanamannya, cokelat ditanam pada daerah-daerah yang berada pada 10oLU-10oLS. Areal penanaman cokelat yang ideal adalah daerah-daerah bercurah hujan 1.100-3.000 mm/tahun. Suhu udara ideal  bagi pertumbuhan cokelat adalah 30-32oC (maksimum) dan 18-21oC (minimum). Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia, suhu udara 25–26oC merupakan suhu udara rata-rata tahunan tanpa faktor pembatas. Karena itu, daerah-daerah tersebut sangat cocok jika ditanami cokelat. Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman cokelat akan menyebabkan lilit batang kecil, daun sempit dan tanaman relatif pendek. 

Media Tanam 
a) Pertumbuhan bibit tanaman  kakao terbaik diperoleh pada tanah yang didominasi oleh mineral  liat  smektit dan berturut-turut diikuti oleh tanah yang mengandung khlorit, kaolinit dan haloisit.

b) Tanaman cokelat dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki keasaman (pH) 6-7,5;

c) Air tanah yang mempengaruhi aerasi dalam rangka pertumbuhan dan serapan hara. Untuk itu, kedalam air tanah diisyaratkan minimal 3 m, 

d) Faktor kemiringan lahan sangat menentukan kedalaman air tanah. Pembuatan teras pada lahan yang kemiringannya 8% dan 25% masing-masing dengan lebar minimal 1 m dan 1,5 m. Sedangkan lahan yang kemiringannya lebih dari 40% sebaiknya tidak ditanami cokelat. 
Daerah yang cocok untuk penanaman cokelat adalah lahan yang berada pada ketinggian 200-700 m dpl.  

Pedoman Teknis Budidaya


Pembibitan

  • Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak dan sehat dari tanaman yang telah cukup umur
  • Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu gosok
  • Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera dikecambahkan
  • Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali sehari
  • Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat pembibitan
  • Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam polibag
  • Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-tiap polibag
  • Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambah lebih 50%
  • Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm
  • Tinggi naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu banyak
  • Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari
  • Penyiangan gulma melihat keadaan areal pembibitan
  • Pemupukan dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan : 1 gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4 gr/bibit. Pemupukan dengan cara ditugal
  • Siramkan POC NASA dengan dosis 0,5 - 1 tutup/pohon diencerkan dengan air secukupnya atau semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki setiap 2-4 minggu sekali
  • Penjarangan atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50% sampai umur 4 bulan
  • Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik daun, ulat jengkal, ulat punggung putih, dan ulat api. Jika terserang hama tersebut semprot dengan PESTONA dosis 6-8 tutup/tangki atau Natural BVR dosis 30 gr/tangki. Jika ada serangan penyakit jamur Phytopthora dan Cortisium sebarkan Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang selama + 1 minggu pada masing-masing pohon
  • Pengolahan Media Tanam 

    Persiapan
    Lahan perkebunan coklat/kakao dapat berasal dari hutan asli, hutan sekunder, tegalan, bekas tanaman perkebunan atau pekarangan. Lahan yang miring harus dibuat teras-teras agar tidak terjadi erosi. Areal dengan kemiringan 25-60% harus dibuat teras individu.  

    Pembukaan Lahan 
    Cara penyiapan lahan dapat dengan cara pemberihan selektif dan pembersihan total. Alang-alang di tanah tegalan harus dibersihkan/dimusnahkan supaya tanaman kakao dan pohon naungan dapat tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air, saluran drainase yang secara alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi sebagai saluran primer. Saluran sekunder dan tersier dibangun sesuai dengan keadaan lapangan. 

    Pengapuran 
    Tanah-tanah dengan pH di bawah 5 perlu diberi kapur berupa batu kapur sebanyak 2 ton/ha atau kapur tembok sebanyak 1.500 kg/ha.

    Teknik Penanaman 

    Penentuan Pola Tanaman 
    Tanaman kakao mutlak memerlukan pohon pelindung yang ditanam sebagai tanaman lorong diantara tanaman-tanaman kakao. Terdapat dua macam pohon pelindung yaitu:a)   Pohon pelindung sementara. Pohon ini diperlukan untuk melindungi tanaman kakao muda (belum berproduksi) dari tiupan angin dan sinar matahari. Jenis pohon yang dapat ditanam adalah pisang (Musa paradisiaca), turi (Sesbania sp.),Flemingia congesta atau Clotaralia sp.b)   Pohon pelindung tetapPohon ini harus dipertahankan sepanjang hidup tanaman kakao dan berfungsi sebagai melindungi tanaman kakao yang sudah produktif dari kerusakan sinar matahari dan menghambat kecepatan angin. Jenis pohon yang cocok adalah Lamtoro (Leucena sp.), Sengon Jawa (Albizia stipula), Dadap (Erythrina sp.) dan Kelapa (Cocos nucifera). Pohon pelindung tetap ditanam dengan jarak tanam 6 x 3 m.  Jarak tanam yang diajurkan adalah 3 X 3 m2 dengan kerapatan pohon 1.100 batang pohon/hektar. Jarak ini sangat ideal karena nantinya pohon akan membentuk tajuk yang seimbang sehingga tanaman tidak akan mudah tumbang.

    Pembuatan Lubang Tanam 
    Lubang tanam dibuat 2-3 bulan sebelum tanam dengan ukuran:a)   40 x 40 x 40 cm untuk tanah bertekstur sedangb)   60 x 60 x 60 cm atau 80 x 80 x 80 cm untuk tanah bertekstur beratc)   30 x 30 x 30 cm untuk tanah bertekstur ringan Lubang dipupuk dengan Agrophos 300 gram/lubang atau campuran urea 200 gram/lubang dan Sp-36 100 gram/lubang. Tutup kembali lubang tanam. 

    Cara Penanaman 
    a)   Polybag disayat pada bagian sisi dan bawah, keluarkan bibit dan media dalam keadaan      utuh.
    b)      Lubangi  lubang tanam yang telah ditutup lagi tersebut selebar diameter polybag.    Letakkan bibit sehingga permukaan media sejajar dengan tanah.
    c)      Masukkan kembali tanah galian dan padatkan tanah di sekeliling bibit.
    d)     Topang batang bibit dengan dua potong kayu/bambu.
    e)      Untuk mencegah gangguan hewan, tanaman kakao harus diberi pagar pengaman dari    bambu.
    f)       Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara sudah berumur 1 tahun
    g)      Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa
    h)      Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan
    i)        Penanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush)


    Pemeliharaan Tanaman 
    Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon
    Dibuat lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk dimasukkan dalam lubang pupuk kemudian ditutup kembali. Dosis pupuk lihat dalam tabel di bawah ini :

    Tabel Pemupukan Tanaman Coklat

    UMUR                                            Dosis pupuk Makro (per ha)
    (Bulan)
                                Urea         TSP         MOP/ KCl          Kieserite (MgSO4) 
                                (Kg)          (Kg)             (Kg)                          ( Kg )
    2                           15             15                  8                                8 
    6                           15             15                  8                                8 
    10                         25            25                 12                               12 
    14                         30            30                 15                               15 
    18                         30            30                 45                              15
    22                         30            30                 45                              15 
    28                        160          250               250                            60 
    32                        160          200               250                            60 
    36                        140          250               250                            80 
    42                       140           200               250                            80
    Dst Dilakukan analisa tanah

    Dosis POC NASA mulai awal tanam :
    0 – 24 2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang setiap 4 - 5 bulan sekali
    > 24 3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang setiap 3 – 4 bulan sekali ( sesekali bisa juga disemprotkan ke tanaman )

    Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA :
    Tahap 1 : Aplikasikan 3 – 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln, Dosis 3-4 tutup/ pohon
    Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali, Dosis 3-4 tutup/ pohon
    Catatan: Akan lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.

    Pengendalian Hama & Penyakit
    a)      Ulat Kilan ( Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae ), menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan berat mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja. Pengendalian dengan PESTONA dosis 5 - 10 cc / liter.

    b)    Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ), ada bulu-bulu gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot PESTONA.


    c)   Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan dilakukan silih berganti karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA.

    d)  Kutu - kutuan ( Pseudococcus lilacinus ), kutu berwarna putih. Simbiosis dengan semut hitam. Gejala serangan : infeksi pada pangkal buah di tempat yang terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati. Pengendalian : tanaman terserang dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR 30 gr/ 10 liter air atau PESTONA.


    e)      Helopeltis antonii, menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah yang masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, bagian menyerupai tanduk tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat keras serta jelek bentuknya dan buah kecil kering lalu mati. Pengendalian dilakukan dengan PESTONA dosis 5-10 cc / lt (pada buah terserang), hari pertama semprot stadia imago, hari ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya dan pada hari ke-17 dilakukan terhadap nimfa yang masih hidup, sehingga pengendalian benar-benar efektif, sanitasi lahan, pembuangan buah terserang.

    f)     Cacao Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella (Famili ; Lithocolletidae). Buah muda terserang hebat, warna kuning pucat, biji dalam buah tidak dapat mengembang dan lengket. Pengendalian : sanitasi lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR) dengan cara disemprotkan, semprot dengan PESTONA.


    g)   Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora), gejala serangan dari ujung buah atau pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah kecil akan langsung mati. Pengendalian : membuang buah terserang dan dibakar, pemangkasan teratur, semprot dengan Natural GLIO.

    h)    Jamur Upas ( Upasia salmonicolor ), menyerang batang dan cabang. Pengendalian : kerok dan olesi batang atau cabang terserang dengan Natural GLIO+HORMONIK, pemangkasan teratur, serangan berlanjut dipotong lalu dibakar.

    Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

    Pemangkasan
    Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik. Pemangkasan ada beberapa macam yaitu :

    a)   Pangkas Bentuk, dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer (jorquet) atau sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan letaknya simetris.

    b)  Pangkas Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya.


    c)      Pangkas Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas ringan pada musim kemarau.

    d)     Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air atau dapat dilakukan dengan side budding.

    Penjarangan dan Penyulaman 

    Penyulaman dapat dilakukan sampai tanaman berumur 10 tahun. 

    Sanitasi lingkungan
    Sanitasi dilakukan dengan penyiangan, membersihkan bagian tanaman yang terinfeksi, membuang cangkang buah yang berserakan di bawah pohon. Untuk penyiangan dilakukan dengan membabat tanaman pengganggu sekitar 50 cm dari pangkal batang atau dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0 liter/ha yang dicampur dengan 500-600 liter air. 

    Penyiangan yang paling aman adalah dengan cara mencabut tanaman pengganggu.Tujuan penyiangan/pengendalian gulma adalah untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara, untuk mencegah hama dan penyakit serta gulma yang merambat pada tanaman cokelat/kakao. Dalam pemberantasan gulma harus dikaukan rutin minimal satu bulan sekali, yaitu dengan menggunakan cangkul, koret/dicabut dengan tangan. 

    Panen
    Saat petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan dilakukan terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal ini dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Buah yang dipetik umur 5,5 - 6 bulan dari berbunga, warna kuning atau merah. Buah yang telah dipetik dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada batu hingga pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan dalam karung, sedang kulit dimasukkan dalam rorak yang tersedia.

    Pengolahan Hasil

    Fermentasi, tahap awal pengolahan biji kakao. Bertujuan mempermudah menghilangkan pulp, menghilangkan daya tumbuh biji, merubah warna biji dan mendapatkan aroma dan cita rasa yang enak.

    Pengeringan, biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan agar tidak terserang jamur dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau dengan kompor pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %.Sortasi, untuk mendapatkan ukuran tertentu dari biji kakao sesuai permintaan. Syarat mutu biji kakao adalah tidak terfermentasi maksimal 3 %, kadar air maksimal 7%, serangan hama penyakit maksimal 3 % dan bebas kotoran.