Jumat, 12 Agustus 2016

PENGELOLAAN TANAH GAMBUT UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT

Perkebunan Kelapa Sawit Belakangan Ini Sudah Meluas, Sedangkan Keberadaan Lahan-Lahan Subur Semakin Terbatas. Untuk Itu Penggunaan Laha-Lahan Marjinal Dengan Beberapa Faktor Pembatas Sudah Mulai Diperhitungkan, Salah Satu Adalah Lahan Gambut
Dengan Demikian Diperlukan Cara Pengolahan Lahan Gambut Yang Benar Untuk Kebun Kelapa Sawit Sehingga Mendapatkan Hasil Yang Optimal. Tehnik Pengolahan Lahan Gambut Yang Benar Mempengaruhi Kebershasilan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Mengingat Lahan Gambut Merupakan Lahan Yang Memerlukan Penanganan Dan Keahlian Khusus.
Berikut Ini Kami Berikan Kunci Sukses Dalam Pengolahan Lahan Gambut Sesuai Dengan Pengalaman Kami Dilapangan.
Kandungan Mg Dan Ca Didalam Lahan Gambut Umumnya Sangat Tinggi, Dibandingkan Dengan Kandungan K. Hal Ini Akan Berpengaruh Terhadap Rendahnya Serapan K Oleh Tanaman Karena Antagonisme Hara Tersebut Dengan Mg Dan Ca. Hara N Umumnya Juga Sangat Tinggi, Namum Karena Ratio C/N Tinggi Sehingga Ketersediaannya Rendah.
Pemberian Pupuk Dalam Komposisi Dan Takaran Yang Tepat Dapat Mengatasi Masalah Keharaan Dan Kemasaman Tanah Gambut. Unsur Hara Yang Perlu Ditambahkan Dalam Bentuk Pupuk Terutama Adalah N,P,K Serta Sejumlah Unsur Hara Mikro Terutama Cu,Zn.Fe, B.

Permasalahan Pada Tanah Gambut

Pada Pengelolaan Tanah Gambut Untuk Usaha Pertanian, Yang Pertama-Tama Harus Diperhatikan Adalah Dinamika Sifat-Sifat Fisika Dan Kimia Tanah Gambut, Antara Lain
(1) Dinamika Sifat Kemasaman Tanah Yang Dikaitkan Dengan Pengendalian Asam­-Asam Organik Meracun,
(2) Dinamika Kesuburan Tanah Sehubungan Dengan Ketersediaan Unsur Hara Makro Dan Mikro Yang Dibutuhkan Tanaman Yang Diusahakan
(3) Kebakaran Lahan Gambut Dan
(4) Pengaturan Tata Air Pada Lahan Gambut Sesuai Kebutuhan Tanaman

PENGELOLAAN KESUBURAN TANAH GAMBUT

Tanah Gambut Di Indonesia Pada Umunya Mempunyai Reaksi Kemasaman Tanah (PH) Yang Rendah, Yaitu Antara 3,0 – 5,0
Hasil Analisis Di Berbagai Wilayah Di Sumatera, Kalimantan, Dan Irian Jaya, Memperlihatkan Bahwa Histosols Menunjukkan Reaksi Tanah Masam Ekstrim (PH 3,5 Atau Kurang) Sampai Sangat Masam Sekali (PH 3,6 – 4,5).
Secara Umum Kemasaman Tanah Gambut Berkisar Antara 3-5 Dan Semakin Tebal Bahan Organik Maka Kemasaman Gambut Meningkat. Gambut Pantai Memiliki Kemasaman Lebih Rendah Dari Gambut Pedalaman. Kondisi Tanah Gambut Yang Sangat Masam Akan Menyebabkan Kekahatan Hara N, P, K, Ca, Mg, Bo Dan Mo.
Unsur Hara Cu, Bo Dan Zn Merupakan Unsur Mikro Yang Seringkali Sangat Kurang .

PENGOLAHAN SAWIT DI TANAH GAMBUT DENGAN TEKNOLOGI NASA

Teknik Penanganan Yang Baik Yaitu Dengan Olah Tanah Dengan Menggunakan Pupuk Organik Nasa Yang Berupa SUPERNASA, POC NASAHORMONIK, POWER NUTRISI dan Natural GLIO Yang Telah Banyak Di Buktikan Oleh Para Petani Kelapa Sawit.
Dikarenakan Pupuk Organik Nasa SUPERNASA Memiliki Kandungan Humat Dan Fulvat Yang Berangsur-Angsur Akan Memperbaiki Konsistensi ( Kegemburan ) Tanah Yang Keras Serta Membantu Perkembangan Mikroorganisme Tanah Yang Bermanfaat Bagi Tanaman Seperti Cacing , Mikroba Alami Setempat , Dll. Serta Dapat Memacu Perbanyakan Pembentukan Senyawa Polyfenol Untuk Meningkatkan Daya Tahan Tanaman Terhadap Serangan Hama Penyakit.
KEBUTUHAN PEMUPUKAN PER HA (130 POHON)
TANAMAN BELUM MENGHASILKAN
======================================================
PUPUK MAKRO
- 39 Kg NPK
- 39 Kg TSP
- 39 Kg KCL
PUPUK MIKRO (NASA)
- SUPERNASA 3 Kg
- POC NASA 1 Lt
- HORMONIK 500 Cc
KAPUR PERTANIAN DOLOMIT 1 Kg POKOK
Antisipasi Tanaman Sawit Terserang Jamur Spesies Ganoderma
15 - 20 Box Natural GLIO
============================================
TANAMAN MENGHASILKAN
======================================================
PUPUK MAKRO
- 39 Kg NPK
- 39 Kg TSP
- 39 Kg KCL
PUPUK MIKRO (NASA)
- SUPERNASA 3 Kg
- POWERNUTRISI 3 Kg
- POC NASA 1 Lt
- HORMONIK 500 Cc
KAPUR PERTANIAN DOLOMIT 1 Kg POKOK
Antisipasi Tanaman Sawit Terserang Jamur Spesies Ganoderma
15 - 20 Box Natural GLIO
============================================
Sedangkan Untuk Natural GLIO Yang Mempunyai Fungsi :
Mampu Menghancurkan Inokulum Sumber Infeksi Penyakit Tanaman.
Mencegah Sumber Infeksi Penyakit Menyebar Kembali Dengan Kolonisasi Tanah Oleh GLIO.glio 3
Mampu Melindungi Akar-Akar Tanaman Dari Sumber Infeksi Penyakit.
Aman Terhadap Lingkungan, Manusia Dan Hewan.
Selaras Dengan Keseimbangan Alam, Mudah Dan Murah.
Dengan Mekanisme Kerja GLIO Yang Bersifat Hiperparasit Terhadap Pathogen Penyakit Tanaman, Sehingga Terjadi Persaingan Tempat Hidup Dan Nutrisi. GLIO Mengeluarkan Zat Antibiotik Yaitu Gliovirin Dan Viridin Yang Akan Mematikan Pathogen Penyebab Penyakit Tanaman Dan GLIO Ini Akan Berkembang Terus Mengkolonisasi Melindungi Tanaman Dari Gangguan Pathogen.Sehingga Sangat Bagus Untuk Mencegah Datangnya Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit Yang Di Sebabkan Oleh Cendawan ( Jamur ) Dan Pathogen Yang Berbahaya Terhadap Tanaman Kelapa Sawit.glio sertifikat
PENYAKIT YANG SERING MENYERANG TANAMAN KELAPA SAWIT DI LAHAN GAMBUT
Penyakit BSR, Yang Disebabkan Oleh Jamur Spesies Ganoderma, Adalah Penyakit Yang Paling Serius Pada Kelapa Sawit Khususnya Di Malaysia Dan Indonesia, Sebagai Negara Penghasil Minyak Kelapa Sawit Terbesar Di Dunia.
Penyakit Busuk Pangkal Batang (Basal Steam Rot)
Tanaman Kelapa Sawit Yang Terserang Penyakit Busuk Pangkal Batang Tampak Daunnya Menguning Dan Layu Kemudian Pelepahnya Terkulai Ke Tanah Yang Dimulai Pada Pelepah Daun Yang Tua
Penyakit Busuk Pangkal Batang Yang Menyerang Tanaman Kepala Sawit Disebabkan Oleh Jamur Dari Jenis Ganoderma Sp.
Gejala Serangan :
-Daun Tombak Lebih Dari Satu.
-Kelayuan Menyeluruh Seperti Kurang Air Dan Hara.
-Nekrosis Daun Tua Dimulai Dari Pelepah Terbawah.
-Daun Tua Yang Mengering Sengkleh
-Terbentuk Buah Cendawan Dari Pangkal Batang.
-Pada Tanaman Muda Daun Menguning, Mengering Dengan Cepat Dimulai Dari Daun Pada Pelepah Terbawah Dan Akhirnya Tanaman Mati.
-Tanaman Akan Mati Dalam Waktu 6 –12 Bulan Setelah Timbul Gejala.

Usaha Untuk Menekan Serangan Penyakit :
-Membersihkan Sumber Infeksi Sebelum Penanaman, Terutama Pada Areal Bekas Kebun Kelapa Atau Kebun Kelapa Sawit.
-Tunggul-Tunggul, Sisa-Sisa Akar Sekitar Tunggul Dibongkar, Dikumpulkan Untuk Dibakar. Batang Tua Dipotong-Potong, Dikumpulkan, Dirumpuk Dan Dibakar.
-Peracunan Tanaman Tua Sebelum Ditebang Dapat Mengurangi Serangan Ganoderma Pada Generasi Berikutnya.
-Menanam Bibit Yang Akarnya Belum Menembus Polybag Atau Jika Terjadi Pelukaan Akar Harus Dioles Dengan Protektan (Colter)

Pembedahan Dilakukan Terhadap Tanaman Sakit Yang Menunjukan Gejala Awal Pada Tanaman Berumur 10 Tahun. Pembedahan Dilakukan Dengan Membuang Bagian Yang Telah Membusuk Sampai Dijumpai Jaringan Yang Diperkirakan Masih Sehat. Arah Pembedahan Dimulai Dengan Petunjuk Munculnya Badan Buah Atau Mengetok Batang. Bagian Dalam Yang Membusuk Dibuang, Termasuk Bagian Yang Berwarna Kuning.
sawit sampul
IMPRESSUM
PUPUK TERBAIK UNTUK TANAMAN SAWIT DI LAHAN GAMBUT
Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian lingkungan selain tentunya kuantitas produksi. PT. Natural Nusantara berusaha berperan dalam peningkatan produksi budidaya kelapa sawit secara Kuantitas, Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
Sawit sebuah harapan dan realita dari salah satu produk perkebunan di negeri ini. Data Dirjen pertanian menunjukkan bahwa produksi aktual tanaman sawit ini masih jauh dari potensi yang seharusnya bisa dicapai. Produktivitas per hektar aktual baru mencapai angka 15000 kg/ha/th, dari potensi 30000 kg, sehingga masih ada angka 15000 kg sbg “cadangan atau bisa dikatakan losses produksi” yang tidak kita manfaatkan.


B. SYARAT PERTUMBUHAN

1. Iklim Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm. Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.
2. Media Tanam Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.

C. PERSIAPAN LAHAN

1. Drainase harus dibuat sesuai dengan kebutuhan
2. Setelah drainase dibuat, sebaiknya areal dibiarkan minimal 6 bulan agar tanah mengalami penurunan dan pemadatan secara alami
3. Pemadatan tanah pada jalur tanam dapat dilakukan secara mekanis minimal 2 kali (dengan cara dilindas bolak-balik) dilewati excavator PC 100 atau PC 200 tergantung kedalaman dan kematangan gambut
A. Lubang Tanam Di Tanah Gambut
A.1. Pembuatan lubang tanam dilakukan setelah tanah pada jalur tanam dipadatkan. Lubang tanam dibuat secara mekanis dengan Preplant Compactor :
a. Preplant Comapactor dipasang pada lengan excavator sebagai pengganti bucket excavator
b. Preplant compactor diarahkan tepat pada titik tanam
c. Pancang titik tanam menjadi as dari lubang titik tanam yang akan dibuat
d. Setelah arah preplant compactor tepat pada titik tanam, lengan excavator menekan preplant compactor tersebut sampai seluruhnya masuk ke dalam tanah, kemudian di tarik kembali sehingga terbentuk lubang tanam sesuai dengan ukuran yang diinginkan
e. Pada saat excavator membuat lubang tanam, kegiatan ini juga berfungsi untuk memadatkan jakur panen.
A.2. Penanaman di areal yang tidak terlalu luas atau terpencar, pembuatan lubang dapat dilakukan secara manual dengan sistem lubang di dalam lubang (hole in hole)
B. Tahap awal dibuat lubang dengan ukuran 120 cm x 100 cm x kedalaman 30 cm
C. Pada bagian tengah lubang tanam dengan ukuran yang normal 60 cm x 60 cm x 40 cm


D. PENANAMAN DAN PEMUPUKAN DI LAHAN GAMBUT
PENANAMAN
Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan NATURAL GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPERNASA Adapun cara penggunaan SUPERNASA adalah sebagai berikut: 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter 2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.


PEMUPUKAN

Pada prinsipnya pemupukan kelapa sawit pada lahan gambut tidak jauh berbeda dengan pemupukan kelapa sawit di lahan pada umumnya, yaitu pupuk di sebar melingkar pada piringan pokok tanaman serta pupuk harus sesuai dengan tujuan pemupukan dan sesuai dengan aturan yang telah disarankan agar memperoleh hasil yang diharapkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemupukan pada lahan gambut adalah :
  1. Sebelum melakukan pemupukan bersihkan dulu gulma yang tumbuh pada piringan batang pokok kelapa sawit.
  2. Untuk tanah yang datar, pupuk ditaburkan pada tanah melingkar dengan jarak 50cm dari pokok batang sampai tepian.
  3. Pupuk harus disebarkan ditempatnya dengan baik dan benar bukan asal-asalan.
  4. Pupuk yang tidak boleh dicampur dengan pupuk lain harus diberi rentang waktu dalam aplikasi dengan pupuk yang lainnya.
  5. Pupuk yang di aplikasikan harus berbentuk remah bukan gumpalan.
  6. Pemberian pupuk harus sesuai dosis yang telah di tetapkan dalam penerapannya.


Pemupukan kelapa sawit pada lahan tanah gambut menggunakan jenis pupuk yang sama dengan lahan biasa namun dengan melebihkan dosisnya daripada pemupukan pada lahan normal mengingat pada lahan gambut kondisi tanahnya yang belum stabil.
Anjuran pemupukan sebagai berikut :
Pupuk Makro
Urea                1.Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36           225 kg/ha
                         2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst                    1000 kg/ha
TSP                  1.Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36            115 kg/ha
                         2.Bulan ke 48 & 60                                         750 kg/ha
MOP/KCl        1.Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36            200 kg/ha
                         2.Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst                      1200 kg/ha
Kieserite        1.Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36             75 kg/ha
                         2.Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst                       600 kg/ha
Borax              1.Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36              20 kg/ha
                         2.Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst                        40 kg/ha
Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September – Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret- April).
POC NASA
a. Dosis POC NASA mulai awal tanam :
0-36 bln 2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 4 – 5 bulan sekali
>36 bln 3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 3 – 4 bulan sekali
b. Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA.
Tahap 1 : Aplikasikan 3 – 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4 tutup/ pohon
Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohon Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPERNASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman.
* Tambahan: Untuk tanaman yang sudah produksi atau berbuah gunakan POWER NUTRITION guna meningkatkan pembuahan. Pupuk organik POWER NUTRITION adalah pupuk yang diformulasikan secara khusus untuk merangsang pertumbuhan bunga dan meningkatkan pembuahan agar lebih optimal.POWER NUTRITION dibuat dari berbagai bahan organik alami yang diproses secara khusus dengan kandungan unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk meningkatkan produksi buah.
Cara pemakaian adalah : 3 sendok makan POWER NUTRITION dilarutkan ke dalam air di campurkan 1/2 tutup AERO 810 untuk membantu peresapan nutrisi pada akar. Selanjutnya siramkan di sekeliling perakaran tanaman. Lakukan pemupukan ini setiap 3 bulan sekali untuk hasil optimal.
1. Hama
a. Hama Tungau
Penyebab: tungau merah (Oligonychus).
Bagian diserang adalah daun. Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian: Semprot PESTONA atau NATURAL BVR.
b. Ulat Setora
Penyebab: Setora nitens.
Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan PESTONA.

2. Penyakit

a. Root Blast
Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian diserang akar. Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan dengan pengunaan NATURAL GLIO.
b. Garis Kuning
Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun.
Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan pengunaan NATURAL GLIO semenjak awal.
c. Dry Basal Rot
Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang.
Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering. Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.
**Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810 dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki .

KONSULTASI DAN PEMESANAN PRODUK ; Tlp / WA 081219982986 / 087839008800 PIN D13F9491 / 537C5481

Tidak ada komentar:

Posting Komentar